Orang-orang
yang Mustajab Do’anya
Berdasarkan hadits-hadits
yang akan disampaikan berikut ini, terdapat tujuh kelompok orang yang do’anya
pasti diijabah oleh Allah, mereka itu ialah; 1) Orang yang dizhalimi, 2) Orang
yang sedang bepergian, 3) Orang Tua kepada anaknya, 4) orang yang shaum, 5)
Pemimpin yang adil, 6) Seorang Muslim kepada saudaranya, 7) Anak kepada orang
tuanya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ
الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Dari
Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga do’a yang diijabah,
tidak ada keraguan padanya: Do’a orang yang dizhalim, do’a orang yang sedang
bepergian, dan do’a orangtua terhadap anaknya. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى
يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ
فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ
وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Dari
Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga orang yang do’anya tidak
ditolak, do’a orang yang shaum sampai ia berbuka, do’a pemimpin yang adil, dan
do’a orang yang dizhalimi, Allah mengangkatnya di atas mega. Dan Allah
membukakan baginyapintu-pintu lamhit, dan berfirman, demi kemuliaan-Ku, Aku
akan menolongmu walaupun sampai akhir zaman. (H.R. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu
Majah)
يَقُولُ دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ
الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ
Do’a
seorang muslim kepada saudaranya di belakangnya (dari jauh) diijabah (HR.
Muslim)
أَرْبَعٌ دَعْوَتُهُمْ مُسْتَجَابَةٌ : الإِمامُ اْلعادِلُ ,
والرجل يدعو لأخيه بظهر الغيب , و دعوة المظلوم , و رجل يدعو لوالديه (رواه أبو
نعيم عن واثلة)
Empat
orang yang do’anya diijabah; pemimpin yang adil, seseorang yang mendo’akan
saudaranya di belakangnya, do’a orang yang dizhalimi, dan seorang yang
mendo’akan orang tuanya. (HR. Abu Nu’aim dari Watsilah)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ
لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ
فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ (احمد:10202)
Dari
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Allah Azza wa
jalla mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Lalu si hamba itu
bertanya, Ya Rabbi, saya mendapatkan semua ini dari mana? Maka Allah menjawab,
Berkat permohonan ampunan anakmu bagimu. (HR. Ahmad)
1. Orang Yang dizhalimi
Do’a orang yang dizhalim
itu diangkat di atas mega dan Allah membukakan baginya pintu-pintu langit, dan
Dia berfirman, Demi kemulian-Ku Aku akan menolongmu walau sampai akhir jaman.
Bahkan ada hadits yang
menerangkan bahwa idak ada hijab antara Allah dengan orang yang dizhalimi
ketika ia berdo’a kepada Allah. Dan do’a orang yang dizhalimi itu tetap akan
diijabah meskipun ia orang yang durhaka. Oleh karena itu, berhati-hatilah
terhadap perbuatan zhalim, termasuk kepada istri dan anak, karena do’a mereka
besar kemungkinan akan diijabah oleh Allah.
2.
Orang Yang Sedang Bepergian
Ketika sedang bepergian,
sebaiknya kita mendo’akan keluarga yang ditinggalkan, karena termasuk orang
yang besar harapan diijabah.
3.
Orang tua kepada Anaknya
Do’a seorang ibu, pasti
diijabah walaupun ia mendo’akan kejelekan bagi anaknya.
Sebagai ibrah, dapat kita
perhatikan tentang kisah Juraij, seorang yang ahli ibadah, ketika sedang
shalat, ia dipanggil oleh ibunya, namun ia berpikir lebih baik melanjutkan
shalatnya terlebih dahulu, lalu memenuhi panggilan ibunya. Namun ternyata
ibunya tidak ridho, merasa sakit hati dan ia berdo’a kepada Allah, “Yaa Allah,
janganlah Engkau matikan dia sebelum ia dipermalukan”. Ternyata do’a ibu
tersebut diijabah oleh Allah. Pada suatu hari, ketia Juraij sedang berada di
rumahnya, datang kepadanya seorang wanita binal menggodanya, namun Juraij
menolaknya. Wanita tersebut, merasa sakit hati, lalu ia berzinah dengan seorang
penggembala, lalu ia hamil dan melahirkan seorang bayi, dan ia umumkan kepada
masyarakat bahwa bayinya itu merupakan hasil perbuatan mesumnya dengan Juraij.
Tentu saja Juraiz sulit membantah, sehingga masyarakat marah kepadanya dan
menghancurkan rumahnya. Lalu Juraij shlat dua rakaat dan mohon kepada Allah
agar ditunjukkan kebenarannya. Lalu Juraij mendatangi anak tersebut dan
bertanya kepadanya, siapa ayahmu? Bayi tersebut menjawab, ayahku adalah seorang
penggembala.
4.
Orang Yang Shaum sampai berbuka
Orang yang sedang shaum, baik
shaum wajib ataupun sunat, do’anya akan diijabah oleh Allah sehingga ia berbuka
dari shaumnya.
5.
Pemimpin yang Adil
Pemimpin yang adil itu
selain membawan mashlahat bagi rakyatnya, ia pun do’anya diijabah oleh Allah.
6.
Seorang Muslim kepada saudaranya
Dalam tradisi kita,
meminta dido’akan itu suka dihadapan kita. Padahal justru do’a yang diijabah
itu adalah do’a dari sesama muslim tanpa sepengetahuan dari orang yang
dido’akannya.
Biasanya do’a yang
diucapkan di hadapan orang yang dido’akannya memliki kecenderungan pamrih.
Sementara doa yang dipanjatkan dibelakang rang yang dido’akannya menunjukkan
kualitas keikhlasan do’anya serta adanya hubungan batin di antara mereka.
7. Anak
yang Mendo’akan orang tuanya
Do’a seorang anak kepada
orang tuanya memiliki kualitas yang sama dengan do’a orang tua kepada anaknya.
Do’a seorang anak kepada orang tuanya didasari dengan kecintaan. Sehingga
ketika berdo’a dipenuhi dengan keikhlasan dan kekhusuan.
Saat-saat
Mustajabnya Do’a
1. Dua
pertiga malam. Berdasarkan hadits,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ
وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ
اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي
فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ (البخاري:1077)
Dari
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Tuhan kita Yang Maha Berkah
dan Maha Tinggi turun ke langit dunia setiap malam, pada sepertiga malam terakhir
dan berfirman, Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku pasti Aku kabulkan,
barangsiapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri, dan barangsiapa yang memohon
ampunan-Ku pasti Aku ampuni . (HR. Bukhari)
2. Antara adzan dan qomat
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّعْوَةُ لَا تُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ
وَالْإِقَامَةِ فَادْعُوا (احمد : 12878)
Dari
Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Do’a antara adzan dan qomat
tidak ditolak, maka berdo’alah kamu. (HR. Ahmad)
3. Waktu Jum’at
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيهِ سَاعَةٌ لَا
يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى
شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا (البخاري :
883)
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw menerangkan bahwa pada hari Jum’at ada
satu waktu yang seorang muslim berdo’a kepada Allah Ta’ala dalam shalatnya
bertepatan dengan waktu itu, pasti Allah akan memenuhinya. Nabi berisyarat
dengan tangannya, menimbang-nimbangnya. (HR. Bukhari)
4. Sesudah Shalat Fardhu
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ
الْآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ (الترمذي :3421)
Dari
Abu Umamah ia berkata, Rasul ditanya, Ya Rasulallah, do’a yang manakah yang
akan didengar (oleh Allah), beliau menjawab, ketika tengah malam terakhir dan
setiap selesai shalat yang wajib. (HR. Tirmidzi)
Tiga yang pertama,
saat-saat mustajab do’a, dilakukan dalam shalat. Yaitu ketika shalat tahajud
yang dilakukan pada dua pertiga malam, ketika shalat sunat setelah adzan
sebelum qomat, dan ketika sholat jum’at. Berdasarkan firman Allah,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ
إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (البقرة:45)
Adapun kesempatan kita
untuk berdo’a dalam shalat tersebut dilakukan ketika sujud dan setelah do’a
tasyahud akhir. Rasulullah saw bersabda:
أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ
سَاجِدًا فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا
السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ (مسلم)
Ingatlah,
sesungguhnya aku dilarang membaca al-Qur’an sambil ruku’ atau sujud. Pada waktu
ruku’ maka agungkanlah Allah Azza wa Jalla. Adapun pada waktu sujud
bersungguh-sungguhlah berdo’a, besar harapan do’a kamu akan diijabah. (HR.
Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ
سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ (مسلم)
Dari
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Saat yang paling dekat
seseorang dengan Tuhannya, ketika ia sujud, maka perbanyaklah olehmu do’a. (HR.
Muslim)
إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنْ التَّشَهُّدِ الْآخِرِ
فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ
الدَّجَّالِ (مسلم : 926)
Apabila seseorang di antara kamu selesai tasyahud akhir, maka
berlindung dirilah kepada Allah dari empat perkara; dari azab jahannam, dari
gangguan waktu hidup dan mati, dan dari kejahatan al-masiih al-dajjal. (HR.
Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah.
Do’a-do’a
yang diajarkan Oleh Rasul dalam shalat (ketika sujud atau setelah tasyahhud
akhir)
1. عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ
الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ
الْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنْ الْمَغْرَمِ فَقَالَ
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ (البخاري
:789)
Dari
Aisyah, Istri Rasulullah saw, ia mengabarkan bahwasanya Rasulullah saw pernah
berdo’a dalam shalatnya, allaahumma innii a’uudzu bika …, “Ya Allah aku
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari finah
al-masih al-Dajjal, aku berlindung kepadamu dari finah hidup dan fitnah mati,
aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan tenggelam dalam hutang.
Sesungguhnya seorang yang
berhutang biasanya kalau ditagih, bicaranya suka dusta,janjinya suka dikianati.
2. عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي
صَلَاتِهِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيمَةَ
عَلَى الرُّشْدِ وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ
وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا
تَعْلَمُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ
(النسائي: 1287)
Dari
Syaddad bin ‘Aus bahwasanya Rasulullah saw pernah berdo’a dalam shalatnya,
allaahumma innii as-aluka …, “Ya Allah aku memohon kepada-Mu ketetapan dalam
urusanku,
3. عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ
قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمْنِي دُعَاءً
أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا
كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ
عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (البخاري :790)
Dari
Abu baker al-Shiddiq, ia pernah berkata kepada Rasul, “Ajarilah aku suatu do’a
yang akan aku panjatkan dalam shalatku! Rasul menjawab, bacalah, Allaahumma
innii zhalamtu … “Ya Allah aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan
kezhaliman yang besar, Tidak ada dzat yang dapat mengampuni seluruh dosa
kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu dan rahmatilah aku,
sesungguhnya Engkau yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
4. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً مِنْ الْفِرَاشِ
فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى بَطْنِ قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ
وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ وَهُوَ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ
سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي
ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ (مسلم : 751)
Dari
abu Hurairah, dari Aisyah, ia berkata, pada suatu malam, akau kehilangan
Rasulullah saw dari tempat tidur, maka aku mencarinya, lalu dua tanganku
mengenai kedua telapak kakinya yang lagi berdiri tegak (sedang sujud),
sedangkan beliau sedang berada di masjid, waktu itu beliau berdo’a, allaahumma
a’uudzu biridhaaka …, Yaa Allah aku berlindung dengan keridhan-Mu dari
kemurkaan-Mu dan dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung kepada-Mu
dari-Mu, tidak terhitung pujian kepada-Mu, Engkau sebagaiman yang Engkau
sanjungkan terhadap dari-Mu.
5. عَنْ أَبى هُرَيْرَةَ قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ وَقُمْنَا مَعَهُ فَقَالَ
أَعْرَابِيٌّ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي وَمُحَمَّدًا وَلَا
تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا فَلَمَّا سَلَّمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لِلْأَعْرَابِيِّ لَقَدْ تَحَجَّرْتَ وَاسِعًا يُرِيدُ رَحْمَةَ
اللَّهِ (احمد:7469)
Dari
Abu hurairah, ia berkata, Rasulullah saw berdiri untuk melaksanakan shalat,
maka kami pun berdiri bersamanya. Seorang arab berdo’a dalam shalat tersebut,
yaa Allah rahmatilah saya dan nabi Muhammad, dan janganlah kau berikan rahmat
bersama kami kepada yang lainnya, setelah selesai salam, beliau berkata kepada
orang arab tersebut, kamu ini serakah, masih banyak orang yang mengharapkan
rahmat Allah.
Dzikir
dan Do’a Setelah Shalat Fardhu
6. عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ
صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ
السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ الْوَلِيدُ فَقُلْتُ
لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ قَالَ تَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ (مسلم : 931)
Dari
Tsauban, ia berkata, Apablia Rasulullah saw telah selesai dari shalat
fardhunya, beliau beristighfar sebanyak tiga kali, lalu beliau membaca,
Allaahumma antas salaam, Ya Allah Engkaulah Yang Maha Selamat, dan dari-Mulah
keselamatan, Maha berkah Engkau Dzat Yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan.
Al-Walid berkata, aku bertanya kepada al-Auza’I, bagaimanakah cara mengucapkan
istighfarnya? Ia menjawab, astaghfirullah astaghfirullah. (Muslim no. 931)
7. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ
زَبَدِ الْبَحْرِ (مسلم :939)
Dari
Abu Hurairah, dari Rasulullah saw, belaiau bersabda, barang siapa yang
bertasbih setiap selesai shalat sebanyak 33 kali, lalu bertahmid sebanyak 33
kali dan bertakbir sebnayak 33 kali, itu semua menjadi 99 kali, ia berkata, dan
sempurna menjadi 100 dengan laa ilaa ha illallaah … (tidak ada tuhan melainkan
Allah yang Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kekuasaan dan bagi-Nya
pujian dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu) pasti dosa-dosanya akan
diampuni walaupun sebanyak buih di lautan. (H.R. Muslim no. 939)
8. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ
الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ
مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Sesungguhnya
Rasulullah saw suka berlindung kepada Allah setiap selesai shalat dengan do’a,
Allaahumma innii a’uudzubika … (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari … dan
aku berlindung ekpada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang hina dan aku
berlindung kepada-mu dari fitnah di dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari
siksa kubur)
9. عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي
لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا
تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ
وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Dari
Mua’adz bin Jabal, bahwasanya Rasulullah saw memegang tangannya lalu bersabda,
wahai Mu’adz, demi Allah sungguh aku menyayangimu, demi Allah sungguh aku
menyayangimu, aku akan berwasiat kepadamuya Mu’adz, janganlah kau tinggalkan
setiap selesai shalat bacaan, allaahumma a-‘innii ‘alaa dzikrika … (Yaa Allah
tolonglah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, untuk senantiasa syukur kepada-Mu
dan untuk senantiasa baik dalam mengabdi kepada-Mu
No comments:
Post a Comment